lambat laun ketika setiap hari ku datang untuk menghampirinya dan kawan-kawannya dia jadi lebih terbiasa. mungkin perasaannya yang timbul adalah bahagia, rasa suka karena bisa bertemu dengan orang yang bisa mengajaknya bermain, begitu ku baca dari sorot matanya. terlihat banget selama ini dia mengalami stres karena belajarnya. tampaknya dia masih gagal untuk urusan tulis menulis. jangankan membaca buku, untuk menarik huruf-huruf yang menari-nari di ruang otaknya begitu susah. dalam sorotnya juga terlihat tidak ada perhatian yang ia dapatkan untuk membantu belajarnya. kalo soal yang lain, seperti perlengkapan sekolah, soal makan dan lainnya, jangan ditanya, karena jelas, dia adalah anak orang berada.
sempat kutanyakan kenapa anak ini berbeda dengan yang lain. kuutarakan apa yang telah aku dapat selama beberapa kali mendampinginya secara khusus di kelas. bahkan mohon maaf, aku sempat mengkategorikannya ke dalam disleksia. mungkin terlalu berlebihan, tapi gejala yang ia tunjukkan hampir mirip-mirip dengan ciri-ciri umum disleksia. beberapa hal yang menjadi gejala umum penyandang disleksia itu adalah (Wikipedia):
- selalunya dikesan pada peringkat awal persekolahan kanak-kanak (jelas, karena dia masih kelas 1, semester 1 lagi! lompatan dari TK itu tidak semua berhasil urusan baca tulisnya.)
- lambat membaca dan mempunyai tulisan tangan yang buruk (lambat baca karena dia emang belum bisa baca. dia hanya akan membunyikan huruf yang dia kenal dan hapal saja, selebihnya hanya diam sekaligus menatap wajah gurunya dengan mengernyitkan dahinya tanda tidak tahu. masalah tulisan tangan yang buruk, kurasa dia telaten, artinya gak asal-asalan nulisnya. dia udah mau mengatur tulisannya sendiri meskipun seringkali ketika benar-benar jenuh dan bosan terhadap tulisan dia baru nyerah dan nyoret asal-asalan dengan muka marah. jadi, its wajar!)
- ketika membaca, sering mengurang dan menambah pada suatu perkataan
- sering keliru dengan suatu perkataan pada huruf-huruf tertentu contohnya "b" dianggap "d" dan "p" dianggap "q". (di sinilah kelemahannya. dia begitu bingung dengan huruf-huruf yang memiliki kemiripan. salah menulis juga mengucapkannya.)
- perhatian mudah terganggu atau gagal untuk menghabiskan sesuatu kerja hingga habis. (kalo capek itu pasti terjadi)
- cenderung menjadi seorang impulsif atau sering mengikut perasaan sendiri tanpa memikirkan orang lain
- sering berlaku di kalangan lelaki. (jelas, karena dia juga lelaki. dia bahkan jarang dan tidak mau untuk bermain bersama anak perempuan)
- kerap berlaku di kalangan pasangan kembar, kanak-kanak yang lahir tidak cukup bulan, anak-anak yang lahir daripada ibu yang sudah berumur, dan kanak-kanak yang pernah mengalami kecederaan pada pada kepala
- masalah disleksia boleh berkelanjutan sehingga dewasa. (astagfirullah, jangan sampek lah! jangan berharap yang tidak-tidak!)
pertama kali kudekati, dia bingung.
(bentar ya, aku baru mau ke kelas dulu. ngajar!. eh gak ding, cuman ndampingi tok!hehe)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar