saya sudah lama memimpikan diri menjadi seorang penulis muda. selain bisa kreatif, mengusir lupa, juga bisa bermanfaat bagi orang lain karena tulisan kita. lebih dahsyat lagi jika aku udah menikah nanti pasti bisa nambahin kantong keluarga. secara otomatis pasti suami jadi lebih sayang karena kita bisa membantu finansial selain darinya.
ahh, mungkin terlalu muluk-muluk impianku. tapi aku yakin betul bahwa menjadi seorang penulis itu membutuhkan spirit dari dalam diri luar biasa besarnya. tidak perlu repot-repot mengikuti seminar sana-sini, tapi cukup ikuti aliran hati, tanya apa yang ingin ditulis supaya bisa menulis dengan lancar kayak ini.
kau tahu? aku baru saja memenangkan perlombaan antara malas dan semangat sejak pagi tadi. dari rumah aku sudah ingin menulis, menulis, dan menulis. kalo di rumah kadang repot, banyak gangguan kepenginnya ngerjain di sekolah. tapi kalo dah sampai sekolah, ketemu wifi, udah pasti pengin kontak internet. fb an lah, googlingan lah ataupun youtube-an. sebenere nek dipikir-pikir kerjaanku sungguh gak jelas. internetan dari pagi tapi aku gak dapet apa-apa. mau ngeblog kayak gini, sungguh luar biasa repotnya, skali lagi aku harus perang! aku harus perang melawan diriku sendiri! dan ketika aku berhasil menguasai jiwa putihku, saat itu juga aku akan mengalihkan jari-jemariku ke atas keyboard leptop dan menyusunnya menjadi sebuah kata, kemudian kalimat, kemudian paragraf dalam cerita seperti yang kamu baca. aku tak peduli apa isi cerita ini ngawur, dan berplotkah atau tidak. sudahlah, baca lagi nanti. dan satu hal yang penting, ketika spirit itu betul-betul datang, maka ketika jemariku mengoyak keyboard, hidungku pun ikut berlomba kembang kempis seperti mau nangis dan kepengin gebras-gebres. ini kondisional banget, dan pasti terjadi pada momen kayak gini, yaitu masa-masa launching kalimat-kalimat pertama dalam tulisanku.
sungguh keterlaluan!
sebenarnya apa bisa aku ini menjadi penulis? dalam sebuah blog, kutemukan bahwa penulis itu memiliki mental pejuang, bukan pecundang. mental pejuang tu kayak gimana? namanya aja pejuang, so pasti dia selalu bisa mengontrol dirinya untuk selalu eksis dan berjuang menelurkan tulisan-tulisannya. dalam keadaan genting, gawat, rame di tengah kerumunan orang-orang atau di kesunyian sekalipun dengan santainya jari-jemarinya jatuh lurus aja kayak mobil nglintasin jalan tol tanpa lubang, nulis gitu aja tanpa pandang dimana tempatnya. sungguh jaya!
lha mental pecundang kayak gimana? pecundang itu bisa sengaja atau gak, tapi lebih tepatnya kalo untuk urusan tulis menulis kayak gini pasti disengaja. disengajanya juga biasaanya karena kekurangan ide, sehingga pas udah ngadep leptop kayak gini, apalagi pas konek internet gitu jadi cari-cari inspirasi dengan baca-baca berita, status orang atau baca blog orang. gayanya sih gitu, mau cari inspirasi, tapi jadinya malah kebablasan. jan gak tau diuntung! kelamaan bacanya jadi kesempitan waktu nulisnya. ntar kalo waktu dah mau abis, ato bahkan dah habis, habis beneran deh! mampus! gak dapet waktu yang bermanfaat, ya gak?!
slain karna kekurangan ide, bisa jadi karena kelebihan ide. otak jadi seolah overload! padahal kalo dipikir-pikir sebenarnya bukan otak yang overload! dia tidak salah apa-apa, bahkan kita juga belum mengenalnya dengan sepurna. buktinya? hanya 1% dari bagiannya yang baru kita gunakan, sisanya masih nanti dulu katamu, ya kan? dan karena overload juga, akhirnya otak gak sanggup, kepala jadi pusing, malah bingung apa yang mau ditulis duluan, gimana jalan ceritanya, mau dibuat belok apa lurus-lurus aja, mau dimulainya gimana dengan akhirnya mau hepi ending apa sad ending. ahh, boro-boro mikir yang penutup, orang nyampek tengah -tengah aja bingung mau nglanjutinnya kayak gimana, ya kan?
so, who am i?
i'm number 2! ya, memang demikian. sumpah aku ogah-ogahan karena aku bingung gimana memulai dan melanjutkan sebuah tulisan. aku bingung karena kemalasan slalu mencegahku keterlaluan. dia tak peduli meskipun awal tulisanku, aku menang berurutan! dia slalu menghantui dan memataiku dari belakang. kemudian aku disenggolnya kemudian aku rapuh tak karuan! sungguh menyebalkan!
aku pecundang. dan aku tak yakin aku penulis atau bukan!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar